Halaman

INFO TENTANG PERIKSA LABORATORIUM ANDA

Periksa laboratorium Klinik Mempunyai Peranan Penting dalam Menentukan Diagnosis Dokter, dalam hal Pemantauan Penyakit serta Pengobatan Pasien

LABORATORIUM KLINIK PRAMITA

Kami hadirkan layanan pendaftaran online untuk pemeriksaan yang dapat dengan mudah diakses menggunakan gadget anda.

LABORATORIUM PRODIA

Laboratorium kesehatan klinik lengkap, terbaik dan terbesar di Indonesia mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dan layanan sepenuh hati.

PDS-PATKLIN

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Pemeriksaan IgE spesifik

 

Definisi

IgE atau Immunoglobulin E, adalah protein yang dilepaskan oleh sistem kekebalan sebagai bentuk respon perlawanan terhadap suatu zat yang akan menyerang tubuh, dan dapat berupa zat atau senyawa pemicu alergi (alergen), adanya infeksi terutama infeksi parasit seperti cacing, atau adanya penyakit yang menyerang kekebalan tubuh.



Pemeriksaan IgE spesifik 

bertujuan untuk mendeteksi kadar IgE spesifik yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melawan zat atau materi yang memicu alergi (alergen), digunakan untuk menentukan kondisi alergi pada pasien atau tidak


Indikasi

  • Terdapat beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan IgE, baik pemeriksaan IgE total ataupun IgE spesifik. Biasanya dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan IgE total jika anda mengalami kondisi atau menderita penyakit dibawah ini:

    • Alergi
    • Penyakit terkait reaksi alergi, seperti rhinitis (peradangan lapisan hidung) atau asma
      • Mengalami gejala gangguan pernapasan yang berlangsung lama
      • Sering mengalami gejala kulit seperti kemerahan, gatal-gatal atau biduran
    • Mengalami reaksi alergi berat (anafilaksis)
    • Infeksi parasit
    • Penyakit autoimun, dimana tubuh menyerang sel tubuh sendiri karena mengira sel tersebut merupakan zat asing
    • Sebagai salah satu cara untuk memantau keberhasilan terapi

    Sedangkan untuk pemeriksaan IgE spesifik dapat dilakukan pada kondisi alergi kronik yang tidak kunjung hilang dan belum diketahui pemicunya. Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui bahan atau materi yang memicu alergi dengan menggunakan makanan atau zat hirup sebagai materi yang memicu reaksi dari IgE spesifik yg dikeluarkan oleh tubuh.

    Persiapan Sebelum Pemeriksaan

    Tidak terdapat persiapan khusus yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan. Namun begitu, bila Anda akan melakukan pemeriksaan ini, Anda perlu menginformasikan obat-obatan yang sedang dikonsumsi pada dokter dan tenaga kesehatan, karena terdapat beberapa obat yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Selain itu, jika pemeriksaan IgE dilakukan pada anak Anda, maka anak perlu diedukasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan. Seperti menjelaskan bahwa pemeriksaan IgE menggunakan jarum suntik untuk mengambil darah, terdapat sedikit rasa sakit namun hanya sebentar.

    Hasil dan Saran (Pemeriksaan Lanjutan)

    Peningkatan kadar IgE total dalam darah yang melebihi batas normal dapat menandakan adanya beberapa kondisi medis seperti alergi, infeksi, penyakit sistem kekebalan tubuh atau adanya keganasan. Dokter akan menyesuaikan hasil kadar IgE total dalam darah dengan gejala atau riwayat penyakit yang Anda alami. Perlu diingat bahwa kadar IgE total tidak dapat menjadi penentu diagnosis pasti dari keluhan atau gejala yang Anda alami. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lain untuk bisa menunjang diagnosis penyakit.

    Pada pemeriksaan IgE spesifik, bila ditemukan hasil dalam rentang tinggi, menunjukkan bahwa materi atau bahan pemicu alergi yang digunakan saat pemeriksaan ternyata menimbulkan reaksi alergi yang kuat. Kadar IgE spesifik yang masuk ke dalam kategori sangat tinggi perlu diwaspadai.

    Konsultasikan Ke Dokter yang Tepat

    Jika Anda melakukan pemeriksaan IgE total dan IgE spesifik dan didapatkan hasil yang tidak normal seperti yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya segera dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter penyakit dalam subspesialis alergi dan imunologi. Dokter nanti akan menentukan tindakan ke depannya, seperti bila Anda memerlukan pemeriksaan atau tata laksana lebih lanjut, agar memperoleh terapi yang tepat.



  • https://ai-care.id/imunoserologi/tes-ige

  • Writer : dr Luluk Ummaimah A
    Editor :
    • dr Hanifa Rahma
    Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 12:41

Health Intelligence Platform ( High Technology )


Health Intelligence Platform ( High Technology )
Kemitraan regional ini bertujuan untuk memajukan pemeriksaan kesehatan berbasis analisis prediktif dan pelayanan kesehatan preventif di Indonesia. Melalui komitmen bersama untuk mengatasi beban perawatan kesehatan masyarakat usia lanjut seiring dengan meningkatnya penyakit kronis dan tingginya biaya perawatan kesehatan mereka, kemitraan ini berupaya untuk mewujudkan peningkatan hasil kesehatan yang positif melalui transformasi digital pemeriksaan medis dan layanan kesehatan preventif.

Platform ini dirancang untuk membantu pasien dan tenaga medis dalam memantau kondisi kesehatan pasien dan memberikan pengobatan yang lebih efektif.

 DARA Health Intelligence Platform menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) dan machine learning untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memproses data kesehatan pasien secara real-time.

 Platform ini dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber, termasuk rekam medis elektronik, hasil tes laboratorium, dan perangkat kesehatan yang terhubung ke internet seperti smartwatch dan sensor. 

Dengan DARA Health Intelligence Platform, tenaga medis dapat mengakses informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang pasien mereka, dan dapat membuat keputusan pengobatan yang lebih tepat dan efektif. 

DARA meningkatkan keterlibatan pasien dan memperlihatkan hasil analisa dengan memberikan informasi kesehatan yang dapat ditindaklanjuti melalui analisa risiko penyakit yang dipersonalisasi dan prediksi efek samping lanjutan. Solusi ini akan diluncurkan di Indonesia untuk pertama kalinya dimana hasil pemeriksaan pasien yang presisi akan dapat dilakukan dengan biaya terjangkau

Pasien juga dapat memantau kondisi kesehatan mereka secara real-time dan mendapatkan rekomendasi pengobatan yang lebih personalisasi. Meskipun saya tidak memiliki informasi terbaru tentang Mesh Bio, DARA Health Intelligence Platform tampaknya menjadi salah satu produk utama perusahaan ini dan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien dan tenaga medis.

Menurut sebuah studi terbaru tentang kondisi kesehatan di Indonesia yang diterbitkan oleh The Lancet, penyakit kronis terus memengaruhi kesehatan banyak masyarakat Indonesia di antaranya lima risiko utama yang berkontribusi terhadap penurunan kesehatan yang diukur melalui tahun produktif yang hilang (disability adjusted life years/DALYs) pada tahun 2019 adalah tekanan darah sistolik yang tinggi, glukosa puasa yang tinggi, BMI tinggi, dan banyak lagi.

Co-founder & CEO

Dr Andrew Wu was previously Chief Operating Officer of Clearbridge Biomedics (now known as Biolidics) where he developed innovative cancer diagnostics technology in the field of liquid biopsy. He was also Chief Product Officer of Clearbridge Health. Both companies are now listed on SGX Catalist. Prior to Clearbridge, Andrew was Technical Director for CordLife, managing the laboratory operations and clinical affairs for the group.


Pemeriksaaan Hb -Elektroforesis

Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen di dalam darah. Elektroforesis hemoglobin adalah tes untuk mengukur kadar berbagai jenis protein ini di dalam darah.

Pemeriksaan elektroforesisi hemoglobin pada dasarnya adalah memisahkan fraksi fraksi hemoglobin dalam darah, dengan pemeriksaan ini kita bisa mengetahui jenis jenis hemoglobin, misalnya Hb A1, A2, F, dan sebagainya. Pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan rutin yang dilakukan di laboratorium, sehingga tidak semua laboratorium dapat memeriksa Hb elektroforesis.

Tujuan : dari tes elektroforesis Hb adalah untuk mendiagnosis penyakit kelainan hemoglobin. Salah satunya adalah penyakit thalasemia, yaitu kelainan yang membuat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah normal. Tes ini berguna untuk proses diagnosis pada seseorang yang mengalami gejala-gejala thalasemia.


Fungsi dan Pengertian Elektroforesis Hemoglobin (EH)

Elektroforesis hemoglobin adalah tes darah yang digunakan untuk mengukur dan mengidentifikasi jenis-jenis hemoglobin yang berbeda di dalam aliran darah. Hemoglobin adalah protein di dalam sel darah merah yang tugasnya mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan dan organ tubuh. [1,2]

Mutasi genetik bisa menyebabkan tubuh memproduksi hemoglobin yang abnormal. Hemoglobin abnormal ini tidak membawa oksigen sehingga bisa menyebabkan kadar oksigen yang sampai pada jaringan dan organ menjadi terlalu sedikit. [1, 3]

Ada ratusan jenis hemoglobin, yang termasuk normal adalah: [1, 2, 3]

  • Hemoglobin F: dikenal juga sebagai hemoglobin janin. Jenis ini ditemukan dalam janin yang sedang bertumbuh dan bayi baru lahir. Hemoglobin F akan segera digantikan oleh hemoglobin A setelah bayi lahir. Jumlah hemoglobin F yang dihasilkan setelah lahir jumlahnya sangat sedikit. Beberapa penyakit, seperti sickle cellaplastic anemia, dan leukemia menyebabkan kadar hemoglobin F naik.
  • Hemoglobin A: disebut sebagai hemoglobin dewasa. Ini adalah jenis hemoglobin paling umum dan ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa yang sehat. Beberapa jenis penyakit, seperti thalassemia tahap lanjut, bisa menyebabkan kadar hemoglobin A menjadi rendah sementara hemoglobin F tinggi.

Sementara itu, terdapat pula  tipe hemoglobin yang abnormal seperti:

  • Hemoglobin S, tipe yang umum ditemukan pada penyakit anemia sel sabit.
  • Hemoglobin C, tipe ini tidak dapat membawa oksigen di dalam sel darah merah dengan baik. Umumnya ditemukan pada anemia tingkat ringan.
  • Hemoglobin E, tipe ini umum ditemukan pada orang keturunan Asia Tenggara, dan disertai dengan gejala-gejala anemia ringan atau tidak bergejala sama sekali.

Hasil tes Elektroforesis Hemoglobin

Sampel darah yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Hasilnya biasanya bisa didapat dalam 1 hingga 2 hari setelah pelaksanaan tes. [3]

Hasil Normal

Pada orang dewasa, berikut adalah persentase normal dari tiap-tiap molekul hemoglobin: [1, 3]

  • HbA: 95% hingga 98% (0.95 hingga 0.98)
  • HbA2: 2% hingga 3 % (0.02 hingga 0.03)
  • HbE: tidak ada
  • HbF: 0.8% hingga 2% (0.008 hingga 0.02)
  • HbS: tidak ada
  • HbC: tidak ada

Pada bayi dan anak-anak, berikut adalah persentase normal dari molekul HbF: [1, 2, 3]

  • HbF (bayi baru lahir): 50% hingga 80% (0.5 hingga 0.8)
  • HbF (bayi 6 bulan): 8%
  • HbF (bayi di atas 6 bulan dan anak-anak): 1% hingga 2%

Rentang nilai normal ini bisa sedikit berbeda pada tiap-tiap laboratorium.

Hasil Abnormal

Kadar hemoglobin abnormal yang mencolok bisa berarti: [1, 2, 3]

  • Penyakit hemoglobin C
  • Kelainan darah (hemoglobinopathy) yang langka
  • Sickle cell anemia
  • Kelainan darah turunan dimana tubuh membentuk hemoglobin yang abnormal (thalassemia)

Hasil tes bisa tidak tepat (false normal atau abnormal) jika pasien pernah mendapatkan transfusi darah dalam 12 minggu sebelum pelaksanaan tes.


Sumber : 

https://hellosehat.com/kelainan-darah/thalasemia/elektroforesis-hb 
https://idnmedis.com/elektroforesis-hemoglobin
Review Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK


Pemeriksaan Darah untuk Deteksi TBC ( TEST IGRA )

 Tes Interferon-gamma release assay (IGRA) merupakan prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada tubuh. Bakteri tersebut adalah penyebab penyakit tuberkulosis alias TBC. 

Penyakit paru-paru tersebut menyebabkan sejumlah gejala, seperti demam, nyeri dada, serta batuk berdahak yang terkadang disertai darah selama lebih dari tiga pekan. Jika tidak segera ditangani, TBC dapat menyebabkan kematian.

Karena itu, penting untuk mendiagnosis penyakit TBC sejak dini, salah satunya dengan menggunakan tes IGRA.

Prosedur IGRA Test

test IGRA merupakan pemeriksaan laboratorium TBC untuk tahap lanjut. Tes ini seperti biasa dilakukan setelah dokter mengenali gejala khas TBC pada pasien penderita.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, prosedur IGRA test dilakukan dengan  memeriksa dengan pengambilan sampel darah pasien. 

Sampel darah akan dicampurkan dengan antigen Mycobacterium tuberculosis yang dinonaktifkan.  bertujuan agar untuk mendeteksi adanya interferon-gamma (IFN-g).

“IFN-g merupakan protein yang dihasilkan tubuh ketika terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis,” jelas dr. There.

Membaca Hasil IGRA Test

Pemeriksaan IGRA test Hasil negatif (-)
terjadi karena protein IFN-g tidak bereaksi dengan antigen TB. Hal ini mengindikasikan kecilnya kemungkinan pasien untuk terinfeksi TB. 

Meski begitu, orang yang mengidap penyakit TBC tahap lanjut juga dapat memiliki hasil IGRA negatif palsu. 

Menurut dr. Theresia Rina, penyebab negatif palsu pada tes IGRA mungkin berhubungan dengan penurunan imunitas pada penderita TB lanjut.

”Kondisi imunosupresi (penekanan reaksi imun) merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan tes IGRA menunjukkan hasil negatif palsu,” ungkap dr. Theresia Rina.


Pemeriksaan IGRA test yang positif.  (+)

Hasil ini diperoleh karena IFN-g bereaksi dengan antigen TB yang dinonaktifkan. Oleh karena itu, pasien memiliki kadar IFN-g yang tinggi.

Hasil positif pada tes IGRA menunjukkan bahwa pasien dapat menderita TB laten atau penyakit TBC.

Itu dia serba-serbi tes IGRA. Prosedur ini sangat direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi atau tertular penyakit TBC.

Mereka yang masuk kategori tersebut di antaranya, orang yang sering berkontak dengan penderita TBC atau baru saja berkunjung ke daerah dengan kasus TBC tinggi.




Referensi:

Medical News Today. Diakses 2021. What to know about IGRA TB tests.

https://www.klikdokter.com/info-sehat/pernapasan/mengenal-igra-test-pemeriksaan-darah-untuk-deteksi-tbc

Jenis pemeriksaan laboratorium tiroid

 Jenis pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan tiroid, antara lain:



1. Tyhroid Stimulating Hormone (TSH)

Thyroid stimulating hormone (TSH) adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dan berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3). Pemeriksaan TSH mengukur kadar TSH dalam darah sebagai skrining (uji saring) dan membantu diagnosis gangguan tiroid, serta bermanfaat untuk memantau pengobatan hipotiroid dan hipertiroid. Pemeriksaan TSH bersama dengan free T4 (FT4) biasanya dianjurkan sebagai pemeriksaan awal untuk skrining fungsi tiroid.

2. Thyroxine (T4)

Thyroxine (T4) adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya, yaitu triiodothyronine (T3). T4 dan T3 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T4 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T4 (FT4) dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon.

Pemeriksaan T4 mencakup T4 Total dan FT4. Pemeriksaan T4 Total mengukur kadar T4 dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein) dan terikat dengan protein dalam darah. Pemeriksaan FT4 mengukur kadar T4 dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein) dalam darah. Pemeriksaan T4 Total dan FT4 bermanfaat untuk membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, membantu diagnosis gangguan tiroid, sebagai uji saring hipotiroid pada bayi baru lahir, memantau efektivitas pengobatan gangguan tiroid.

3. Triiodothyronine (T3)

Triiodothyronine (T3) adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya, yaitu thyroxin (T4). T3 dan T4 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T3 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T(FT3) dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon.

Pemeriksaan T3 mencakup T3 Total dan FT3. Pemeriksaan T3 Total mengukur kadar T3 dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein) dan terikat dengan protein dalam darah. Pemeriksaan FT3 mengukur kadar T3 dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein) dalam darah. Pemeriksaan T3 Total dan FT3 bermanfaat untuk membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan tiroid (terutama hipertiroid) dan menentukan penyebabnya, serta memantau efektivitas pengobatan gangguan tiroid.

4. Tiroglobulin

Tiroglobulin adalah protein yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yang sehat, namun protein ini juga dapat diproduksi oleh sel-sel kanker. Pemeriksaan tiroglobulin mengukur kadar tiroglobulin dalam darah untuk memantau pengobatan kanker tiroid dan mendeteksi kekambuhan, serta terkadang untuk membantu penentuan penyebab hipertiroid dan hipotiroid.

5. Autoantibodi Tiroid

Autoantibodi tiroid merupakan antibodi yang berkembang ketika sistem kekebalan tubuh seseorang keliru menargetkan komponen dari kelenjar tiroid, sehingga dapat menyebabkan peradangan kronis pada tiroid, kerusakan jaringan tiroid dan/atau gangguan fungsi tiroid.

Pemeriksaan autoantibodi tiroid bermanfaat untuk membantu diagnosis dan memantau penyakit tiroid autoimun, serta membedakan dengan penyakit tiroid lainnya; membantu dalam penentuan pengobatan. Terdapat tiga jenis pemeriksaan autoantibodi tiroid yang paling umum, yaitu thyroid peroxidase antibodies (Anti-TPO), thyroid-stimulating hormone receptor antibodies (TRAb), dan antibodi triglobulin (Anti-Triglobulin).

Sumber:

Hipertiroid

 Hipertiroid


Hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon thyroxin. Hipertiroid dapat mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan peningkatan detak jantung atau detak jantung tidak teratur.

Beberapa jenis penyakit tiroid yang spesifik dari hipertiroid, antara lain:

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan autoantibodi yang merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon thyroxin dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum hipertiroid.

2. Tiroiditis

Tiroiditis adalah peradangan kelenjar tiroid yang mungkin dapat disebabkan oleh kondisi pasca-kehamilan, autoimun, infeksi, atau karena alasan yang tidak ketahui. Peradangan ini dapat menyebabkan bocornya kelebihan hormon tiroid yang tersimpan dalam kelenjar tiroid ke aliran darah. Beberapa jenis tiroiditis dapat menimbulkan rasa sakit seperti sakit tenggorokan dan yang lain mungkin tidak menimbulkan rasa sakit.

Gangguan tiroid kerap sulit diidentifikasi karena tidak menimbulkan gejala nyata di tahap awal. Meski beberapa ada yang menimbulkan gejala namun tidak spesifik atau dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lain. Di sinilah salah satu alasan diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui seberapa baik atau buruknya fungsi kelenjar tiroid.


Sumber:

Hipotiroid

Hipotiroid


Hipotiroid adalah kondisi kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Hipotiroid mungkin tidak menyebabkan gejala nyata di tahap awal, namun seiring waktu dan jika tidak dirawat dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan seperti obesitas, infertilitas, nyeri sendi, dan penyakit jantung. Pada anak-anak, hipotiroid dapat menghambat pertumbuhan dan menunda perkembangan seksual.

Beberapa jenis penyakit tiroid yang spesifik dari hipotiroid, antara lain:

1. Hipotiroid bawaan (congenital hypothyroidism)

Beberapa bayi dilahirkan dengan kelenjar tiroid yang tidak berkembang secara normal atau bahkan tidak memiliki kelenjar tiroid karena alasan yang tidak diketahui, sehingga tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup. Bayi dengan hipotiroid kongenital seringkali tampak normal saat lahir, namun jika tidak ditangani dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual. Inilah yang menjadi salah satu alasan pentingnya skrining (uji saring) hipotiroid pada bayi baru lahir agar dapat meminimalkan masalah kesehatan jangka panjang.

2. Hashimoto’s thyroiditis

Penyebab paling umum hipotiroid adalah autoimun yang dikenal sebagai Hashimoto’s thyroiditis. Autoimun terjadi ketika sistem kekabalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, disebut sebagai autoantibodi. Pada kondisi ini, autoantibodi menyerang komponen kelenjar tiroid sehingga mempengaruhi kemampuan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.

3. Kekurangan yodium

Yodium sangat penting untuk memproduksi hormon tiroid. Terlalu sedikit yodium menyebabkan hipotiroid, dan terlalu banyak yodium dapat memperburuk hipotiroid pada orang yang sudah memiliki kondisi tersebut.


Sumber: