Halaman

VAKSIN ORGANISME PENYAKIT PELINDUNG TUBUH

Kekebalan tubuh dapat diperoleh dari vaksinasi. Walaupun proses pembuatan vaksin tersebut tidak mudah dan membutuhkan waktu serta biaya yang tidak sedikit, namun metodenya semakin bervariasi dan semakin canggih. Biasanya organisme hidup tidak dapat digunakan sebagai vaksin, karena tingkat keganasannya tinggi, sehingga malah dapat meningkatkan kemampuan penyakit yang akan ditangkal itu menyerang tubuh..
Pada umumnya, suatu penyakit infeksi dapat memberikan dua efek berbeda pada orang yang terserang, sesuai dengan respon tubuh terhadap kuman penyebabnya. Efek pertama, muncul sebagai gejala yang dikenal sebagai sakit, misalnya demam, diare dan mual. Efek kedua, adalah muncul gejala sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi yang dialaminya untuk membunuh agen infeksi, sehingga tubuh sembuh sepenuhnya dan membentuk sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang nantinya dapat mendeteksi dan mengatasi kuman tersebut bila menyerang lagi. Kasus kedua itu, disebut dengan terbentuknya kekebalan tubuh terhadap kuman penyakit tersebut. Jadi, vaksinasi adalah usaha pembentukan imunitas untuk menangkis penyakit.
Metode pertama dalam pembuatan vaksin adalah memisahkan kedua efek dari organisme pembawa penyakit, yaitu efek keganasan sebagai pembawa penyakit dan efek pembentuk antigen bagi tubuh yang diserang. Vaksin tipe itu dibuat dari organisme agen penginfeksi yang efektor pembawa penyakitnya telah dimatikan, tanpa menghilangkan sifat antigennya. Salah satu cara pelemahan itu bisa menggunakan formalin. Proses produksi vaksin dengan cara ini disebut dengan inaktivasi atau vaksin yang dimatikan. Contoh vaksin yang dimatikan itu adalah vaksin tipoid (typhoid) dan poliomielitis (polyomyelitis).
Metode kedua, dengan penggunaan bagian antigeniknya saja dari kuman pembawa penyakit itu, misalnya dengan mengambil dinding sel protein bakteri. Vaksin tipe ini disebut vaksin aselular. Vaksin aselular lebih cenderung menyokong respon imun daripada mematikannya dan memperkuat sel tersebut setiap beberapa tahun tertentu untuk mempertahankan keberlanjutan efektivitasnya. Contohnya adalah vaksin Haemophilus influenzae type B (vaksin HiB).
Metode ketiga, berupa pelemahan mikroorganisme hidup dengan mengubah kondisi pertumbuhannya lebih cepat. Vaksin yang dibuat dengan cara ini bisa dikatakan sebagai vaksin yang paling sukses, karena kemampuan duplikasinya di dalam tubuh cepat, sehingga menciptakan respon imun yang cukup besar. Namun, vaksin yang dilemahkan itu juga berisiko bermutasi kembali menjadi bakteri jahat saat di dalam tubuh. Bentuk mutasinya berupa penguatan kemampuan penyakit untuk menyerang lagi, daripada efek proteksi yang seharusnya diberikannya. Karena itulah, vaksin yang dilemahkan ini sangat tidak dianjurkan bagi pasien yang mempunyai sistem imun kompromistik (lemah). Campak dan gondok dapat ditangkal dengan vaksin yang dilemahkan ini.
866 Views

3 silahkan komentar :

  1. Vaksin yang dibuat dengan cara ini bisa dikatakan sebagai vaksin yang paling sukses, karena kemampuan duplikasinya di dalam tubuh cepat, sehingga menciptakan respon imun yang cukup besar. Namun, vaksin yang dilemahkan itu juga berisiko bermutasi kembali menjadi bakteri jahat

    ReplyDelete
  2. DokterVaksin.com Melayani Vaksin Meningitis, Yellow Fever, Haji dan Umrah di Indonesia

    ReplyDelete

Silahkan memberikan informasi...