Gagal Jantung Kiri Akut merupakan gangguan multisistem akut karena fungsi bilik kiri jantung terganggu secara primer sehingga terjadi adaptasi hemodinamik dan neurohormonal
Ada 3 cara
pendekatan yang hams dilakukan dalam tatalaksana Gagal Jantung Akut :
- Menghilangkan faktor pencetus (anemia, aritmia atau masalah medis lainnya).
- Mengendalikan gagal jantung dengan memperbaiki fungsi pompa jantung, mengurangi beban jantung dan mengendalikan retensi garam dan air.
- Menghilangkan penyakit yang mendasarinya, baik secara medis atau bedah.
A.Pengobatan
supportif:
- Pemberian oksigen, diusahakan agar Pa02 sekitar 60 - 100 mmHg (saturasi O2 90 - 98%). Gunakan kanula hidung atau topeng oksigen, pada
- kasus gawat kadang-kadang diperlukan ventilasi mekanik.
- Tindakan torniquet
- Tindakan flebotomi, tindakan ini sudah amat jarang dilakukan dewasa ini
B. Pengobatan
medikamentosa:
Morfin,
diberikan untuk menurunkan faktor "preload" dan "afterload"
dan juga menurunkan tonus simpatik serta mengurangi kecemasan penderita. Obat
ini diberikan secara intravena dengan dosis 3-10 mg secara perlahan-lahan.
Jangan diberikan bila ada tanda-tanda indikasi kontra, yaitu: penyakit paru
berat, kifoskoliosis, perdarahan intrakranial, gangguan kesadaran dan
miksedema.
Furosemide,
Bermanfaat mengurangi sembab paru dengan mengurangi isi bilik kiri,
dan meningkatkan efek diuresis pada ginjal. Obat ini diberikan dengan dosis 20
- 40 mg intravena selama 2 menit, dapat diulangi 2-4 jam kemudian.
Aminofilin,
amat berguna pada GJA yang disertai bronkospasme. Obat/ ini berefek
merangsang miokardium, penurunan pengisian bilik kiri dan memperbaiki ventilasi
paru. Dosis yang dianjurkan 250-500 mg intavena selama 15-25 menit.
Obat-obat
inotropik
Berguna meningkatkan kontraktilitas miokardium. Obat-obat ini
terbagi dalam 3 golongan:
- Digitalis glikosida, akhir-akhir ini kegunaan digitalis pada GJA banyak dipertanyakan. Obat ini hanya berguna pada GJA yang disertai oleh fibrilasi atrium dengan frekuensi bilik yang cepat.
- Dopamin HCL dengan dosis 2-5 pg/kgBB/menit merangsang reseptor—pada miokardium sehingga meningkatkan curah jantung. Sedangkan dobutamin mempunyai efek hemodinamik lebih baik dan sifat aritmogeniknya lebih kecil. Dosis awal diberikan 3-4 p.g/kgBB/inenit yang ditingkatkan sesuai dengan respons hemodinamiknya.
- Phosphodiesterase inhibitor, obat ini bekerja dengan menghambat enzim fosfodiesterase yang menguraikan c-AMP, sehingga c-AMP meningkat intrasel miokardium dan meningkatkan inotropik dan sebagai vasodilator.
ACE
inhibitor,
Obat ini amat bermanfaat pada GJA dengan menurunkan
"afterload", dan meningkatkan kapasitas fisik serta menurunkan
mortalitas penderita
Nitrogliserin,
Berupa tablet sublingual 0,3 - 0,4 mg tiap 10 menit. Obat ini
amat efektif menurunkan hipertensi vena paru. Amat bijaksana tidak menggunakan
obat-obat ini jika tekanan darah sistemik < 80 mmHg.
Daftar
Pustaka
Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam,KEPUSTAKAAN kedokteran FKUI2007
Baca Artikel Terkait
:
Informasinya sangat menarik..
ReplyDeleteBagaimana Menentukan bahwa seseorang mengidap gejala penyakit jantung, dok..
mohon penjelasanya...
Informasi laboratorium yang bermanfaat...
ReplyDeletemenyimak terus om...
Morfin,
ReplyDeletediberikan untuk menurunkan faktor "preload" dan "afterload" dan juga menurunkan tonus simpatik serta mengurangi kecemasan penderita. Obat ini diberikan secara intravena dengan dosis 3-10 mg secara perlahan-lahan. Jangan diberikan bila ada tanda-tanda indikasi kontra, yaitu: penyakit paru berat, kifoskoliosis, perdarahan intrakranial, gangguan kesadaran dan miksedema.
Ada 3 cara pendekatan yang hams dilakukan dalam tatalaksana Gagal Jantung Akut ternyata....
ReplyDelete